Monday, 12 June 2017

Surat Kepada Guru

Kepada
Sahabat Guru
Yang Dibanggakan

𝙎𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙋𝙚𝙣𝙙𝙞𝙙𝙞𝙠 𝙆𝙧𝙚𝙖𝙩𝙞𝙛,
Sahabat sekalian… setiap kita yang memilih profesi Guru tentu punya beragam alasan sehingga sampai saat ini masih “memberi diri” kepada Pembelajar yang tiada henti melakukan berbagai kegiatan pembelajaran dengan beragam tujuan. Seharusnya, komitmen tersebut pantas diberi apresiasi dan menjadi kebanggaan tersendiri, sebab tidak semua insan menikmati profesi Guru.

𝗦𝗮𝗵𝗮𝗯𝗮𝘁 𝗚𝘂𝗿𝘂, 𝗣𝗮𝗵𝗮𝗺𝗸𝗮𝗵 𝗦𝗮𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗮𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗗𝗶𝗿𝗶𝗸𝘂 𝗹𝗮𝗸𝗼𝗻𝗶?
Ada kisah menarik yang penting untuk direnungkan oleh setiap insan Guru. Suatu saat, Presiden Amerika John F. Kennedy berkunjung ke pusat antariksa NASA. Beliau melihat seorang petugas kebersihan yang sedang membersihkan lantai. Beliau menghampiri petugas kebersihan tersebut dan bertanya, Apa yang sedang Anda lakukan? Petugas Pembersih itu menjawab: “Tuan Presiden, saya membantu mengirimkan manusia ke bulan”.

𝗣𝗮𝗸… 𝗕𝘂 𝗚𝘂𝗿𝘂, 𝗔𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗔𝗻𝗱𝗮 𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻?
Sadar peran bisa membuat seseorang melakukan aktifitasnya dengan bangga dan dengan tekun menyajikan menu, suguhan belajar yang “nikmat” bagi setiap insan dalam “kelas pembelajaran”. Sadar peran wajib dibarengi dengan menyediakan bahan ajar alamiah, pengetahuan meracik bumbu belajar yang sehat, menyajikan hidangan yang menarik untuk segera disantap dalam suasana yang sejuk. Dalam hal ini sungguh tidak dibutuhkan yang instan!
Prosesi belajar saat ini yang sedang kita fasilitasi bisa jadi hambar, mungkin juga menyiksa atau sama sekali tidak sehat untuk dikonsumsi para pembelajar. Untuk itu setiap insan Guru wajib memahami dan mengetahui persis apa yang dialami oleh pembelajar.

𝗚𝘂𝗿𝘂 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗣𝗮𝗻𝗴𝗴𝗶𝗹𝗮𝗻.
Apa dan Siapa yang memanggil saya menjadi Guru? Bukankah saya sendiri yang memilih profesi ini? Memang benar bahwa Guru adalah pilihan. Setiap insan bebas memilih dan menentukan pilihan profesinya, termasuk yang tidak paham bahwa ini adalah pilihan diri sendiri atau merasa tidak memilih. Ada jutaan insan yang memilih menjadi Guru namun tidak semua Guru “sukses” dalam pembelajaran.
Alam serta segala isinya sebagai Maha Karya Pencipta diamanatkan kepada Manusia untuk dikelola dengan bijaksana, milyar manusia butuh berelasi dengan sesama secara damai dan sejahtera. Kekayaan alam sungguh tak terbatas dan akan menjadi sangat terbatas ketika Manusia keliru menggunakan dan mengelolanya.
Peran Guru bisa memicu Murid menjadi sosok yang tamak, egois bahkan bisa menjadikan seseorang yang buas terhadap sesamanya. Apakah boleh saya mengatakan bahwa Guru dipanggil oleh Sang Pencipta untuk menjadi rekan sekerjaNya?

𝗕𝗮𝗽𝗮𝗸, 𝗜𝗯𝘂 𝗚𝘂𝗿𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗕𝗲𝗿𝗯𝗮𝗵𝗮𝗴𝗶𝗮,
Apapun gelar akademik yang ada di pundakmu, tak peduli berapa gaji yang engkau terima, terlepas dari beban hidup yang engkau alami, sudah punya sertifikat pendidik atau belum, dimanapun kelas engkau hadir, ketika engkau masih berhadapan dengan Murid dalam kelas pembelajaran, Engkau adalah Guru.
Tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Menjadikan dirisendiri sebagai sosok Guru Pembelajar mesti terus diupayakan dan pada saatnya ketika para Guru dipanggil kembali ke pangkuanNya, senyum sumringah atas karya selama jadi Guru menyaksikan tunas baru tumbuh dengan sehat, damai nan sejahtera.
Di pangkuanNya tidak butuh sertifikat dan embel-embel…

***
Jika Anda Guru, bolehkah membuat surat balasan atas coretan saya ini? Entah kritik, entah beda paham, entahlah… tetapi marilah kita menyatakan pikiran, perasaan dalam wujud teks… please…
Apalagi Anda selaku Kepala Sekolah, jangan hanya maniest di mulut mendukung Gerakan Literasi Sekolah yang dicanangkan Pemerintah NKRI.
Oleh: Daniel Pasedan. Guru yang diberi tugas tambahan oleh Yayasan Perguruan Kristen Toraja sebagai Kepala Sekolah, Yang saat ini sedang kecut dan bauuuuuuu…

Surat Kepada Siswa

Kepada
Yang Saya Banggakan
Siswa SMK Kristen Sangalla’
Di Sangalla’

Saya bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas perkenanNya sehingga saat ini masih diberi kesempatan hidup, kesehatan yang baik untuk menyapa kalian semua melalui tulisan ini.

Terima kasih kepada kalian yang saat ini masih setia hadir di sekolah mengalami proses belajar dari pagi sampai siang. Semua itu kalian lakukan dengan ikhlas sebagai bagian dari proses perjuangan kalian demi meraih masa depan yang cemerlang.

Saya sungguh yakin bahwa dengan karakter jujur, rajin, santun yang selama ini kita nyatakan adalah cara terbaik menjadi pribadi yang mampu berkarya, menjadi Pemimpin yang mampu mengayomi keluarga, masyarakat dan bangsa.

Sebagai Kepala Sekolah, penting saya sampaikan bahwa sekolah kita mengalami banyak hambatan dalam menyelenggarakan proses belajar yang terbaik. Hingga saat ini, kita masih membutuhkan banyak sarana pendukung proses belajar, kita masih kesulitan memenuhi pembiayaan kebutuhan langganan jasa seperti listrik, air, internet.

Meski demikian, kita tidak boleh putus harapan dan menyerah!
Saya sungguh berharap bahwa fasilitas yang sudah ada saat ini kita gunakan dengan terbaik dengan penuh tanggung jawab. Kita sekalian wajib menjadikan lingkungan kita bersih dan indah. Fasilitas meja, kursi, ruang kelas tidak dicoret, kotor. Mari kita memulai karya besar dengan menyatakan kepeduian kita dari hal-hal sederhana.

Saya kira, kita tidak perlu “disuruh-suruh” untuk membersihkan ruang kelas masing-masing sebab sungguh, kalian bukan “pesuruh”. Kalian semua adalah pribadi Inisiatif!
Tentang Upacara di hari Senin.
Saya sungguh bangga dengan Siswa yang inisiatif mengambil bagian Pemimpin Upacara, Penggerek Bendera, Dirijen, Pembaca Undang-undang, Doa, Janji Siswa.
Saya sangat berharap bahwa setiap siswa di sekolah berani mengambil bagian Upacara.
Mohon diingat bahwa Upacara Bendera mengandung banyak nilai yang pantas dipelajari. Upacara bendera bukan seremoni saja.
Saya tidak bosan mengingatkan bahwa mengambil bagian upacara adalah bagian dari melatih diri. Ketika terjadi kesalahan, kita wajib memaklumi dan jika boleh, kesalah tidak terulang lagi.

Bagaimana dengan proses belajar setiap hari?
Jadwal belajar sudah ada, mari kita patuhi jadwal. Apabila terdapat kendala dalam kelas, mohon Ketua Kelas menyampaikan kepada Wali kelas kalian untuk segera diberikan solusi terbaik.

Demikian pikiran, mimpi dan harapan saya,
tidak lupa mohon sampaikan salam dan terima kasih saya kepada Orang Tua kalian yang setia mendukung dalam doa, biaya dan menyatakan kesungguhan dukungan proses belajar bagi kalian.
Terima kasih sudah membaca, saya sungguh berharap kalian semua membuat surat balasan melalui tulisan tangan atau melalui media sosial yang ada.

Tuliskan pikiran, perasaan kalian, tuliskan keunggulan yang sudah kita capai, kelemahan yang sedang terjadi, hal apa saja yang membuat kalian bangga belajar di sekolah. Kalian juga boleh curhat atas kejadian, perilaku yang mengganggu kenyamanan belajar di sekolah.
Salam hangat dari Kepala Sekolah Kreatif…🙏

Catatan: Surat ini sebagai salah satu cara mendukung terciptanya gerakan literasi sekolah.
SMK Kristen Sangalla',

Saturday, 13 May 2017

Berhenti Menyiksa Guru!

Salam Pendidikan…

Tetangga saya adalah seorang Guru yang sehari-hari mengajar di salah satu Sekolah Dasar Swasta. Dalam setiap perjumpaan, wajahnya “kecut” mengekspresikan kondisi yang dialaminya di sekolah.
Suatu hari sepulang sekolah, dia berjalan lambat sambil tertunduk seakan berharap andai ada uang jatuh tercecer di jalan.

Lho… kok loyo Bu…
Bagaimana tidak loyo, susu untuk anak habis, gaji belum juga dibayarkan… dari bulan januari ini Pak! dengan nada tinggi sambil melotot ke arahku.

Berlian adalah seorang Guru yang di SK kan Pemerintah Daerah Toraja Utara dengan status HONDA [honor daerah] dengan “upah” Rp.520.000 setiap bulan. [bandingkan dengan UMR SulSel 2017, Rp. 2.435.625]

Dulu… sewaktu Bupati saat ini dalam masa kampanye, beberapakali saya mengikuti diskusi dimana salah seorang Pembicara yang hadir adalah Calon Bupati. Salah satu “Mimpi” membangun Daerah Toraja Utara yang disampaikan dengan nada berapi-api adalah bidang Pendidikan.

Upaya perbaikan bidang Pendidikan di Toraja Utara disampaikan secara lisan tanpa teks dengan sistematis dimulai dari konteks global hingga teknis pelakasanaan di lapangan. Beliau juga menyampaikan analisis SWOT [so pasti… lha akademisi nih yang bicara] Pendidikan di Toraja Utara.

Yeah… hati diriku berbunga, mendapat angin segar, harapan untuk perbaikan pendidikan di tanah kelahiranku.

*** Berhenti Menyiksa Guru!***
  1. Siapa yang harus berhenti menyiksa? Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Toraja Utara sebagai pemberi amanat.
  2. Betulkah Guru tersiksa? Jika Anda bekerja dengan kontrak imbalah Rp.520.000 setiap bulan, Anda melaksanakan amanat dengan sungguh, lalu gaji Anda dibayarkan 2 bulan kemudian. Anda BAHAGIA?
*** Tawaran Solusi***
Pemerintah Daerah Toraja Utara.
  1. Segera penuhi dan buktikan pembayaran Gaji Guru tepat waktu sesuai nominal kontrak.
  2. Untuk SK Kontrak berikutnya, agar tertera “Gaji dibayarkan  setiap tanggal 32 Desember 2017 sebesar Rp. 6.240.000”
  3. Jika Pemerintah Daerah Toraja Utara tidak mampu memenuhi pembiayaan Guru Honorer, ke depan tidak perlu mengangkat Guru Honor Daerah.
Guru Honor Daerah
  1. Dari pada menyiksa diri, segera tinggalkan profesi ini dan beralih ke bidang lain yang bisa Anda lakukan untuk memenuhi kebutuhan Anda.
  2. Tetaplah jadi Guru dan tidak perlu mengeluh kekurangan biaya kebutuhan pribadi dan Teruslah mengabdi, membimbing…
***
Kita sekalian tentu sangat berharap dan rindu menyaksikan Proses Pendidikan di Negara Repubilk Indonesia berlangsung dengan baik, PBM berkualitas, Guru-Pegawai Bahagia melaksanakan tugas. 
Pemerintah Pusat sudah melakukan "banyak" hal untuk perbaikan. Sangat diharapkan Pemerintah Daerah menyatakan kesungguhan menata dan melayani bidang Pendidikan dengan terbaik.

Salam… jika terdapat maksud, pemilihan kata kalimat yang tidak mendidik… mohon, didiklah aku.

Daniel Desianto Pasedan
Guru yang di SK kan oleh Yayasan Pendidikan Kristen Toraja [YPKT] dan diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah di SMK Kristen Sangalla’.
Alamat : Kompleks Perumahan Guru SMK Kristen Tagari.

Tuesday, 14 March 2017

Menulis Itu Gampang Banget

Menurut hemat saya, sesungguhnya menulis adalah sebuah kegiatan yang sangat sederhana.
Mari kita lihat definisi versi saya :

Tulisan adalah pikiran, perasaan yang dinyatakan dalam wujud teks.
Penulis adalah oknum yang berani menyatakan pikiran, perasaan, mimpi dalam wujud teks. 

Berdasarkan pemahaman saya tersebut maka sesungguhnya kegiatan menulis adalah kegiatan yang sangat sederhana yaitu mewujudkan, menyatakan pikiran perasaan seseorang dalam bentuk kata dan kalimat.

Fakta yang terjadi pada setiap orang adalah "merasa sulit" menyatakan pikiran-perasaan melalui tulisan.

Memang disadari bahwa budaya menulis bukanlah budaya saya. Saya lebih terbiasa berinteraksi dengan budaya lisan. Sejak dahulu kala nenek moyang saya memberi pesan, menyatakan pikiran, mimpi, maksud melalui pesan lisan secara turun temurun.
Itu sebabnya, saat ini saya kesulitan menulis dan lebih terbiasa berbicara.

Dengan hadirnya teknologi canggih saat ini maka kebiasaan "sulit tulis" tersebut sesungguhnya bisa teratasi.
Sebenarnya sangat mudah menyatakan pesan lisan dalam bentuk suara atau dengan metode bercerita menjadi bentuk teks yakni dengan memanfaatkan fasilitas Google Voice tanpa harus diketik ulang.
Seseorang cukup bercerita atau berbicara ke HP dan dengan sendirinya Google akan menterjemahkannya menjadi teks.
Jadi sesungguhnya saat ini, menulis adalah kegiatan yang sangat gampang dan sederhana.

Pertanyaannya adalah Apakah saya berani dan mau menyatakan pikiran perasaan saya melalui pesan tertulis ataukah membiarkan diri saya tidak mampu menyatakan secuil karya tulis?

Secara teknis, tutorial untuk menyatakan suara menjadi teks bisa dilihat di sini.

Oya... satu lagi. 
Tentang "hantu" Ejaan Yang Disempurnakan atau Ilmiah atau istilah apapun yang digunakan sebagai rambu-rambu karya tulis, saran saya adalah abaikan saja saat ini. "hantu" tersebut dengan sendirinya akan sirna seiring dengan latihan, belajar, menerima masukan dan interaksi dengan pribadi-pribadi hebat yang telah menyatakan karya tulis sebagai seni. 

Konon katanya, menurut survey... Indonesia rangking 60 dari 61 Negara tentang minat baca, lalu berdasarkan survei UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya, dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca.

Pemanasan lagi nih... sebelum masuk ke Gerakan Literasi Sekolah. Hmmmmmm....

Semoga bisa bermanfaat bagi siapapun yang ingin menyatakan pikiran perasaan nya melalui karya tulis kurresumanga'

...

Thursday, 16 February 2017

Tugas Kelas X TKJ SMK Kristen Sangalla

Terima kasih atas kerjasama kita sekalian sehingga fasilitas dan layanan internet di SMK Kristen Sangalla boleh hadir.


Layanan ini akan kita gunakan secara maksimal untuk mendukung bertumbuhnya proses belajar mengajar yang lebih baik.

Segala Tugas dan Instruksi dapat dilihat di blog ini.


Tugas 17 February 2017

Terakhir berakhir/ dikerjakan 24 February 2017. Lewat dari tanggal tersebut TIDAK DIAKUI...!


1. Siswa wajib memiliki Email. Gunakan GMAIL. yang belum punya segera buat!
2. Kirim email ke tongkibebek@gmail.com lampirkan foto diri Anda!
3. Buat Blog pribadi masing-masing. Content/ isi blog adalah cara membuat dan mengirim Email.



Larangan...! TIDAK DIPERKENANKAN MENGAKSES CONTENT PORNO atau yang Bertentangan dengan NORMA AGAMA, NORMA SOSIAL.

Setting Bahasa di perangkat mobile masing-masing ke English Version.

Sampaikan Salam dan Kurresumanga' kepada Orang Tua/ Wali dari Kasek Creative.